top of page

Perjalanan dan Kehidupan

Semoga tulisan ini bisa menjadi sedikit penenang untuk kita yang terkadang terlalu gelisah soal masa depan.





Bagi saya, melakukan perjalanan adalah salah satu cara kita untuk mengenal siapa diri kita lebih dalam. Banyak pertanyaan yang berceceran dalam sebuah perjalanan--dan tidak ada jawaban salah-benar. Setiap pertanyaan akan membawa kita pada sebuah konsep yang membuat kita menjadi paham seberapa unik diri kita terlahir sebagai manusia.


Saya tidak menyukai jalan menanjak, tapi entah mengapa selalu ada alasan untuk bertemu, kemudian jatuh cinta dengan punggung gunung satu dan punggung gunung lainnya. beberapa kali sempat terlintas dalam benak dan membuat saya bertanya, mengapa kita bisa jatuh cinta dengan sesuatu yang (padahal) di dalamnya ada hal yang tidak kita sukai? Pertanyaan itu sempat menetap lama di benak. Hingga akhirnya saya berhasil membuat hipotesa dari sudut pandang dan pemahaman saya; bisa jadi, perkara mencintai bukan tentang hal yang kita sukai dan kita inginkan saja, tapi juga tentang sesuatu yang memampukan kita untuk ikhlas menerima dan memahami semua hal--yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan--dengan yang kita cintai.


Mencintai mungkin tidak selalu menjadi kata kerja, tapi bisa jadi dia adalah kata benda--mencintai adalah tentang kemampuan menerima dan memahami.

Perjalanan kemanapun akan menyenangkan bila bersama orang-orang yang menyenangkan. Sungguhlah alam adalah ruang kelas yang tidak memiliki dinding batas. Gunung, laut atau hutan belantara adalah ruang kelas terbaik bagi saya hingga saat ini. Saat langkah pertama sudah dibuat maka artinya tujuan akhir telah diputuskan. Selesaikan perjalanan, walau mungkin perjalanan berikutnya tidak membawamu kepada harapan yang diinginkan. Karena pada akhirnya saya mulai memahami bahwa hidup tidak selalu tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi juga menyelesaikan apa yang telah kita mulai atau paling tidak sekedar bertahan untuk menyelesaikan. Setidaknya, dari perspektif ini saya belajar untuk bertanggungjawab dengan keputusan yang telah dibuat. Jangan pernah takut dengan medan yang terjal, berpasir atau berbatu, takutlah dengan rasa takutmu sendiri.


Jangan pernah takut untuk tidak mendapatkan apa-apa. Karena atas usaha yang keras dan ikhlas, tidak mungkin Tuhan tidak memberikan kita apa-apa. Tuhan boten sare.

Belajar untuk percaya dengan waktu dan proses pendewasaan yang semesta berikan kepada kita. Tenang saja. Pada akhirnya atas semua usaha yang sudah dilakukan, kita pasti mendapatkan sesuatu yang cepat atau lambat akan kita rasakan, atau paling tidak akan kita pahami nantinya. Jangan terburu-buru, kita akan paham pada waktunya.


Hidup itu seperti perjalanan. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam sebuah perjalanan. Kita tidak sedang berbicara sebatas tentang apa-apa saja yang harus ada atau dibawa, tapi betul-betul tentang apa-apa saja yang harus disiapkan. Apapun bentuknya, karena banyak hal di luar dugaan yang mungkin terjadi. Banyak hal di luar harapan yang mungkin kita dapatkan. Senang dan kecewa kita terkadang hanya soal ekspektasi. Tapi kembali lagi, bagi saya tidak ada perjalanan yang tidak bercerita, tidak ada perjalanan yang tidak mengajarkan hal baru, tidak ada perjalanan yang hanya sekedar perjalanan. Perjalanan selalu memberikan sesuatu. Takdirmu adalah perjalananmu. Selesaikanlah dengan bijaksana.


Comments


Post: Blog2_Post

©2020 by Angkatan 2015 Kementerian Riset dan Teknolologi. Proudly created with Wix.com

bottom of page